fbpx
Skip to content

Jelajah Dunia Dari Alaska Kembali Ke Alaska

Ada sesuatu yang menakjubkan tatkala saya bisa berkeliling dunia. Mengarungi samudra luas dan menyinggahi berbagai kota yang tersebar di setiap negara yang menjadi tujuan kapal. Berlayar dari dermaga Vancouver (Canada), menyusuri pantai barat America (West Coast), Hawaii, New Zealand menuju Australia kemudian naik ke kupalauan di Asia seperti Bali, Thailand, Korea, China, Jepang hingga menyeberangi lautan Pasific sampai lagi ke Vancouver (Canada). Itulah salah satu perjalanan dengan kapal pesiar yang penuh dengan kenangan tersendiri. Saya masih berkesempatan untuk menikmati waktu luang dengan jalan-jalan keluar dari kapal, berfoto-foto atau sekedar membeli souvenir-souvenir sebagai kenang-kenangan. Ada kalanya memburu restoran yang menjajakan makanan Indonesia atau jenis makanan asia sebagai pengobat rindu masakan rumah.

Masih banyak orang yang mengira dengan bekerja di kapal pesiar, kita selalu berada di kapal alias berlayar terus menerus. Sebenarnya kapal pesiar justru lebih banyak berlabuh di pelabuhan (Port of Call), tergantung jadwal dan jalur pelayaran kapal masing-masing. Kapal pesiar biasanya berlayar pada malam hari. Ada saat satu hari penuh kapal berlayar karena tujuan berikutnya jauh ditempuh. Momen ini disebut sea day. Kesempatan yang ini dimanfaatkan oleh pihak managemen untuk program ship tour. Managemen memberikan kesempatan pada tamu agar menikmati kapal pesiar dengan lebih mengenal berbagai seluk beluk dalam kapal. Lokasi kabin mereka, lokasi tempat-tempat penting seperti restoran, kafetaria, bar, casino, tempat pertunjukan, dan lain-lain. Kapal berlabuh maka sebagian besar tamu akan turun untuk berjalan-jalan atau ikut tour yang tersedia dengan biaya tambahan sendiri. Ada pula tamu yang memilih untuk tetap di kapal menikmati mandi matahari di sekeliling kolam di salah satu bagian kapal. Tidak semua kapal pesiar akan keliling dunia. Lebih dari sepuluh kapal dari perusahaan tempat saya bekerja masing-masing kapal mempunyai rute sendiri-sendiri. Ada yang di kepulauan Karibia, Meksiko, Bahama, Australia, Asia, Amerika dan lain-lain.

Around The World Cruise ….Ya ….tepat dan sesuai dengan namanya. Saya dibawa keliling dunia dan dibawa ke tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Decak kagum senantiasa terlontar dari lubuk hati yang paling dalam, serta saya dapati pernyataan yang mengiyakan akan keagungan Tuhan. “Subhanallah”. Maha Suci Allah dengan segala ciptaan-Nya.
Banyak saya jumpai hal-hal baru. Mempelajari kebudayaan orang lain, menyaksikan langsung berbagai keajaiban dunia, serta mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan orang yang berbeda bahasa. Saya lebih tertarik untuk menceritakan sisi-sisi positif yang dapat menstimulasi perasaan pribadi sehingga dapat menuntut diri ini senantiasa lebih bersyukur akan anugrah dari Allah yang selama ini telah diberikan.

Lain orang lain tujuan, begitulah kira-kira motivasi yang mendasari masing-masing dari kita yang berada di kapal. Ada yang lebih suka menggunakan waktu-waktu luangnya untuk ke hal positif dan ada pula yang cenderung ke hal negatif. Untuk hal negatif adalah dunia senang-senang yang identik dengan menghamburkan uang hasil jerih payahnya sendiri dan mengikuti gaya hidup orang barat.

Suatu sore, kapal meninggalkan pelabuhan Ft.Lauderdale America. Hari itu sunset kelihatan menarik dilihat dari mouring deck yaitu geladak bagian belakang. Tempat itu untuk mengoperasikan jangkar maupun tambang pengikat kapal yang biasa dipakai nge-dock (bersandar). Dahulu tempat ini masih bebas dipakai karyawan setiap harinya. Penyempurnaan sistem dengan alasan keamanan tempat ini akhirnya menjadi tertutup untuk umum. Memang beda sekali. Kini tidak ada lagi orang yang menikmati sore, merokok atau membawa secangkir kopi kesana. Sore itu, mouring deck masih bebas dimasuki. Arloji di tangan baru menunjukkan angka 18.30. Suasana masih terang. Kapal melaju semakin kencang menjauhi pelabuhan. Kota Ft. Lauderdale hanya terlihat seperti garis hitam memanjang. 30 menit lalu, selesai sudah shift kedua. Saya tidak langsung pulang ke kamar di satu deck ke bawah. “Subhanallah”…udara segar terhirup banyak hingga memenuhi paru-paru. Perasaan lega menggantikan penat setelah beberapa jam berada di rutinitas pekerjaan.

Perjalanan satu kontrak memakan waktu kurang lebih sepuluh bulan. Tidak ada hari libur sama sekali. Waktu dikemas dalam urutan kontrak. 1,2,3 atau 5 tahun seakan menjadi waktu yang dirasa singkat sekali. Itulah yang dirasakan. Melihat waktu ke belakang waktu hanya serasa berlalu begitu saja. “Hemm..ternyata sudah lama saya disini”, gumam saya sambil mata memperhatikan buih-buih putih dari air yang terkena propeller atau baling-baling kapal.

Saya tidak membayangkan jika dapat membuktikan sendiri bahwa bumi ini bulat. Dan memang bumi ini bulat. Bekerja di kapal pesiar, kesempatan untuk keliling dunia lebih banyak. Ini mungkin salah satu keuntunganya. Catatan-catatan kecil di buku pribadi menjadi memoir tersendiri seiring menghabiskan masa kontrak di kapal. Kreasi unik tangan saya terus mendokumentasikan nama-nama negara yang terkunjungi berikut catatan kecil untuk sedikit peristiwanya. Saya mengunjungi America, Canada, Caribbean Island, Spanyol, Perancis, Portugese, Italy, Australia, New Zealand, Hawaii, Singapore, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, China, Korea, Jepang, Papua New Geunea, dan lain-lain.

Niuew Amsterdam keluaran lama merupakan kapal untuk kontrak pertama saya, yaitu tahun 1999-2000. Kebetulan kapal berlayar di daerah Asia atau lebih dikenal dengan nama Oriental Cruise. Habis itu saya cuti 6 bulan dilanjutkan ke kontrak kedua yaitu ke Ms. Westerdam keluaran lama yang kini kapalnya sudah diremajakan. Kontrak kedua, kapal hanya berotasi di daerah Alaska, lalu pindah ke kepulauan Karibia. Kontrak ke tiga adalah Ms. Zuiderdam. Dari kontrak kedua ketiga saya berada di rumah hampir 5 tahun. Ms. Statendam menjadi kontrak ke empat setelahnya dan di lanjut lagi ke Ms.Zuiderdam, kemudian ke Ms.Noordam. Pada saat di Ms.Noordam hanya 4 bulan karena bulan sisanya saya dipindahkan ke Ms. Niuw Amsterdam.

Ms.Niuew Amsterdam saat itu masih belum berlayar. Kapal itu masih dalam proses finishing selama kurang lebih dua minggu. Di Ms. Niuew Amsterdam inilah, saya menyatakan ke diri sendiri bahwa inilah kontrak terakhir. Motivasi yang mendasari adalah keinginan mengembangkan usaha yang telah saya rintis di rumah selama ini. Motivasi yang lainnya saya semakin berat meninggalkan anak-anak yang sudah mulai tumbuh dewasa.

Demikianlah, akhirnya keliling dunia dengan kapal pesiar menjadi bagian dari perjalanan indah yang dengan caranya kita sebagai karyawan mendapatkan pengalaman yang mungkin jarang dimiliki oleh orang pada umumnya.