Setiap Proses Terjalani

Setiap Proses Terjalani

Jam satu dini hari di dalam kapal pesiar. Lubang porthole tepat di hadapan yang ingin sekali bisa kutembus dan memandang lautan yang begitu luas, namun sayang cukup gelap. Lampu kapal tidak semua menerangi, lantaran crew bagian housekeeping mematikanya sebagian. Porthole itu nyaris menjadi jendela bulat yang menjadi pemisah antara dunia luar sana dan dalam kapal pesiar. Ketika ada pemahaman dasar bahwa kapal ini bukan tempat permanen, sedikit lega hati ini. Kucoba menembus kaca pemisah di komponen porthole tapi justru pantulan wajah sendiri yang terlihat. Perunangan demi perenungan ibarat slide show album foto.

Saya hanya satu diantara sekian banyak crew member yang juga mendapatkan hari – hari menyenangkan atau sebaliknya. Setiap proses terjalani. Setiap slip gaji terkumpul dan semakin dihitung dan dihitung. Setiap kali bekerja, hampir aktifitas memikirkan uang dollar yang memonopoli. Hingga hati ini sedikit terusik dengan tokoh luar biasa dalam pencerahan yang disampaikan.

“Seorang tukang becak menghabiskan sekian menit untuk transaksi dan dealing dengan pelanggan, di menit berikutnya dia sudah lupa dengan uang. Dia asyik kayuh, sambil mencoba berdialog yang notabenya ingin menghibur. Boleh dikata dia sudah lupa dengan nominal uang. – Semacam kegiatan yang melibatkan aklak semata, karena imbalan tidak memonopoli pola pemikiranya.

“Berapa lama yang kita pakai untuk memikirkan uang atau kebutuhan saat sedang bekerja”. saat menerima gaji ? …. jujur , diri ini pun lama terlibat full hari hari menghitung terus.

Akhirnya kuresapi istilah totalitas berkarya, dan kuyakini setiap crewmember mempunyai hal luar biasa buat menjadi pribadi yang lebih berkualitas.


Posted

in

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

@medwist2024