 |
| On The Promenade Deck |
Beberapa tahun lalu dalam cruise yang disebut dengan Grand Orient Cruise saya menuju Vancouver-Canada. Sejak meninggalkan Kaghosima-Jepang sebelas hari lamanya kita menjalani set forward setiap jam 2 siang. Jam selalu diputar maju satu jam alias kita kehilangan satu jam untuk menyesuaikan waktu setempat. Setelah empat hari jauh meninggalkan negara sakura tersebut saya menyandarkan kedua tangan di salah satu hand railing kapal. Hand railing tersebut agak lengket karena pengaruh air laut bergaram. Mata selalu tidak bisa menghindar untuk memperhatikan bagaimana ombak laut dipermainkan oleh deru propeller yang akhirnya membuih dan membentuk semacam garis putih memanjang ke belakang selebar lambung kapal.
Saya seperti merasakan keluasan alam. Terbentang begitu luas lautan. Bahkan pulau yang terlihat seperti garis kecil hitampun tidak kelihatan sama sekali. Benar-benar ditengah luasnya laut hingga kita begitu terlihat seperti titik kecil. Kapal terus melaju dan sesekali anganpun justru berputar arah kembali ke rumah mencari-cari senyum mereka, kemudian kembali lagi pada kesadaran bahwa hari ini kita disini. At this time. Benar saja bahwa the best time is present time, bahwa waktu terbaik adalah saat ini. Jika kita ingin berjuang membuat perubahan yang banyak di kehidupan ini, apa yang kita putuskan sekarang itulah yang menentukan di kemudian.
Kapal terus melaju stabil. Kita sebagai kru masih dalam proyek sederhana menurut sebagian orang. Tidak lebih dari sekedar mencari pundi dollar menurut mereka. Tapi apa yang dikerjakan? Kita belajar banyak. Kita belajar tentang bagaimana suatu saat kita menuliskan pengalaman, kita bisa berbagi hal ini hal itu. Sangat menyenangkan sekali. Disitulah kita hampir mendekati puncak dari pencapaian. Kita seolah-olah merentang perjalanan dari belakang ke depan atau ke saat ini. Kita seolah merangkai cerita walaupun tercampur aduk dengan pahit dan manis.
Ad MedWist
Leave a Reply