Jika bekerja di kapal pesiar itu kita anggap sebagai arena bermain, sebelum bermain menuju ke arena, sebelum kita berjalan-jalan dipinggir pool dimana beberapa orang berjemur menikmati sunbathing, sebelum kita masuk ke area yang penuh dengan berbagai fasilitas bernuansa mall di dalam kapal, ke area theater atau bisa jadi kita masuk ke area dimana promenade deck yang menjadi geladak terbuka, kitanya berjalan, berlari mengitarinyanya.
Kita perlu tetap menyadari bahwa jika dalam arena tersebut kita adalah Crew. Crew merupakan individu yang bertugas melayani kebutuhan.
Crew merupakan individu yang memiliki batasan yang seringkali terangkum dalam standar employee. We have to be on time, we have to use proper uniform, we have to speak english at all time, we have to respect the guest presence, we have to be in good grooming dan sebagainya. Batasan tersebut yang membuat kita mampu menjadi crew. Kita pada situasi untuk selalu fokus pada tindakan melayani.
Kapan kita bisa dilayani, tentu kita crew pada saat kitanya di rumah sendiri, kitanya pada saat menerima hak. Misalnya saat gajian, saat makan, saat mendapat perawatan karena sakit, saat mengajukan training dan sebagainya. Tindakan melayani merupakan kemampuan tersendiri untuk bisa menekan perasaan, untuk bisa menguasai standar employee yang dibakukan, untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan yang bisa jadi complicated. Pada akhirnya, niat dan ekspetasi mengenai kemampuan kinerja menentukan sebagian hasil. Hasil yang bagaimana? yaitu menjadi crew yang pulang dan gemilang.
Ketika kapal pesiar menjadi tujuan untuk karir, niat dan ekspetasi sudah ada sejak ia mengawali fase belajarnya. Berlanjut menjalani kontrak pertama, kontrak kedua, kontrak ketiga dan seterusnya. Kemudian pada fase tertentu ia akan memanifestasikan dari apa yang telah dikerjakannya dari apa yang telah diperolehnya. Semangat terus teman-teman medwister, Be more around the world โฆ Enjoy your contractโฆ Save your money for futureโฆ
Leave a Reply